Jumat, 11 Januari 2013

MENCARI BERKAH UST FOTO COPY

Menentukan sebuah judul bagi sebuah tulisan memang tidak mudah, sebagaimana ketidak mudahan memahami apa maksud dari judul di atas. Awalnya bermula ketika saya dan beberapa teman sekamar di asrama PTIQ tercinta sering tergoda oleh film “ust foto copy”. “Hidup indah bila mencari berkah”, begitu kira-kira satu penggal kata dari soundtracknya film tersebut ciptaan wali band. Nah, oleh sebab itu saya pun tertarik untuk selalu mencari berkah, termasuk berkah dari film itu. Sekilas saya memahami bahwa film itu bercerita tentang penderitaan seorang ustadz yang selalu sibuk dengan berkah, bukan urusan-urusan materi dan fisik. Sebagai konsekuseinya, cobaan demi cobaan pun menghampirinya.

Berbicara tentang berkah saya langsung teringat dengan “berkat”, oleh-oleh yang biasa diperoleh dari acara “kenduren” di masyarakat Jawa. Berkat adalah penampakan lahir dari berkah yang ghoib, supaya berkah tersebut benar-benar bisa disentuh, dipegang, bahkan dinikmati secara langsung dan nyata. Tapi, saya masih suka penasaran, sebenarnya berkah itu apa penampakannya, terutama berkah hidup saya. Apakah dia hanya bisa menjelma dalam bentuk berkat makanan saja?...jawabannya memang iya, tapi juga tidak, karena tentunya tidak sesempit itu. Keindahan hidup bukan hanya karena faktor nasib perut tentunya. Kata Wali kan “hidup indah bila mencari berkah”

Sejenak saya kembali kepada al-Qur’an, di dalamnya ada banyak menceritakan tentang berkah Allah swt atas manusia, waktu, tempat, pohon, hujan, dan lain sebagainya, tapi tidak ada satupun yang menyinggung tentang saya, sebagai kategori yang diberkahi. Itu membuat saya cemburu, tapi tentunya saya harus realistis, sampai saat ini pengabdian saya kepadaNya masih pas-pasan, bakti pada orang tua juga begitu adanya, kepada guru pun demikian, lebih sering mengecewakan daripada membahagiakan. Mereka itukan sumber berkah.

Orang-orang yang diberkahi adalah mereka yang menjadi kekasih Tuhan. Saya memang selalu dikasih oleh Tuhan, apapun, tapi bukan berarti saya menjadi seorang kekasih, di sisiNya. Maka kasih Tuhan yang bagaimana yang benar-benar meyakinkan saya sebagai kekasihNya?....jawabannya cukup sederhana, dan itu saya dapatkan dari ust foto copy…jawabannya adalah ketika hatimu diliputi kedamaian, tentram, karena do’a-do’a Tuhan, orang tua, guru, beserta doa-doa sahabat, sehingga kita pun tahu bahwa ketika kita selalu merasa kurang dalam pengabdian kepada mereka, maka semakin dekat kita dengan berkah…adakah pengabdian yang sempurna?....maka teruslah mencarinya….salam pengabdian…:)

By: Rahmat Abdurrosyid


0 komentar:

 
;