Rabu, 16 Januari 2013

CERITAKU DAN TEROPONG KECILKU



Aku adalah aku, dan saya rasa kita tidak perlu berkenalan lebih jauh lagi. Yang jelas ini ceritaku dan teropong kecilku, dan saya tidak tahu seberapa besar teropongmu. Teropong ini biasa aku bawa kemana-mana, entah di warteg, terminal, kuliah ataupun kakus, pokoknya selalu aku bawa di mana saja dan kapan saja. 

Teropongku sungguh mempesona walaupun secara ukuran dia sangatlah kecil, namun jangan salah, sorotannya begitu jitu, tajam dan terpercaya. Mungkin karena ukuran mininya, menjadikan dia sangat sensitive dengan hal-hal yang kecil, yang sering diabaikan oleh kebanyakan manusia, terlebih sorotan tajamnya bagi hal-hal yang jelas nampak, wah itu sih dia lebih jago lagi.    

Teropongku adalah pengawalku, menunjukkan ketidak-mampuan mataku dalam melihat detail-detail kehidupan. Mataku sering menunjukkanku kecantikan, tapi tidak kedamaian, sering juga mengajariku tentang “inilah kenikmatan”, tapi bukan kebersahajaan, mataku juga suka silau dengan cahaya kefanaan. Mata oh mata.....begitu berharga tapi tidak sempurna. 

Teropongku sering ku bersihkan dari debu-debu jalanan, dengan menggunakan “wastafel” dzikir, rutin ku minyaki dengan minyak al-Qur’an agar tidak karatan, dan sering ku ajak melek malam agar dapat lebih tajam ketika melihat dalam kegelapan. Aku sering menangis teriris oleh ketajaman penglihatannya, dan lebih sering menangis miris karena dosa. 

Dia juga bisa bertransformasi menjadi agenda kecilku untuk aku baca dan renungkan di hari-hari kedepan. Dia begitu setia menemaniku, namun sungguh malang, aku sering khilaf, mencampakkannya, terutama ketika sedang bahagia, atau ketika memuncak gelora amarah dalam jiwa. Jangan salah, dia adalah teropong masa depan yang juga bisa berkicau. Kicauannya adalah kicauan kebenaran, tapi sayang, kicauannya sering teredam oleh lonceng-lonceng keblangsatan nafsu, sehingga hanya lirih kecil yang mampu ku dengar. Seandainya teropongku bisa ku jual dengan apa saja yang ada di dunia maka sungguh aku keliru, karena dia adalah aku dan aku adalah dia, karena itulah aku berharap banyak dari teropongku…teropong hatiku….   


0 komentar:

 
;