Waktu bagaikan
sungai yang terus mengalir, waktu dimulai dari ketika kita dilahirkan dan akan
berakhir pada apa yang biasa disebut dengan kematian. Hari selasa sekarang ini bukanlah
hari selasa yang kemarin, air sungai yang sekarang kita lihat dihadapan kita
ini telah berjalan seiring detik dan menit pergi meninggalkan mata kita, maka
esok kita akan telah tahu, bahwa air sungai yang kita lihat kemaren telah jauh
pergi mengalir meninggalkan kita, dia bukanlah aliran yang sekarang kita lihat,
walaupun terlihat sama.
Banyak yang
mengira waktu adalah yang saat ini saja, sering menganggap begitu jauh yang
telah lampau dan begitu dekat apa yang akan tiba. Sekarang adalah waktu yang
nyata, sedangkan kemaren adalah hangus dan hari esok adalah ilusi.
Orang-orang yang tidak meyakini kebenaran Allah swt hanya akan percaya tentang waktu yang ada saat ini saja, yaitu di dunia.Orang-orang kafir sebagaimana yang kita dapatkan dalam al-Quran, mereka mendebat Allah swt, akankah mereka di hari kemudian, ketika telah menjadi tulang-belulang akan dibangkitkan kembali? Mereka mengingkari hari kebangkitan, karena bagi mereka, waktu yang nyata hanyalah hari ini saja.
Orang-orang yang tidak meyakini kebenaran Allah swt hanya akan percaya tentang waktu yang ada saat ini saja, yaitu di dunia.Orang-orang kafir sebagaimana yang kita dapatkan dalam al-Quran, mereka mendebat Allah swt, akankah mereka di hari kemudian, ketika telah menjadi tulang-belulang akan dibangkitkan kembali? Mereka mengingkari hari kebangkitan, karena bagi mereka, waktu yang nyata hanyalah hari ini saja.
10.
(orang-orang kafir) berkata: "Apakah Sesungguhnya Kami benar-benar dikembalikan
kepada kehidupan semula 11. Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila Kami telah
menjadi tulang belulang yang hancur lumat?" 12. mereka berkata:
"Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan". (An-Naziat:
10-12)
Waktu adalah ruang, yang kita tak
pernah bisa keluar darinya, dia juga sebuah dimensi hidup, hidup adalah waktu,
dan waktu adalah hidup. Dia sesuatu yang sangat erat dengan kita, tak pernah
akan bisa terpisah dari langkah kaki kita, entah di dunia maupun di akhirat. Dia
adalah masa, sebagai tinta-tinta Tuhan untuk perjalanan makhluknya. Dia adalah
cambuk “pacu” untuk membuat hidup ini memiliki dimensi, jiwa dan jejak. Sampai-sampai
Allah swt pun kiranya tak ragu-ragu bersumpah demi ancaman waktu, menyadarkan
manusia untuk menangkap sang waktu, tangkaplah waktu itu, tunggangi dan hiasi
dengan monte-monte prestasi dan pengabdian. Jangan pernah membeci waktu karena
kegagalan, karena dia hanyalah sesuatu yang
sangat professional, adil dan pasti. Jadikan hari kemaren adalah pelajaran dan
esok adalah impian.
by: Rahmat Abdurrosyid
by: Rahmat Abdurrosyid
0 komentar:
Posting Komentar