Minggu, 03 Februari 2013

Nilai Hidayah

Manusia sudah sangat karib dengan nilai. Dari kecil sudah lekat dengan nilai, entah nilai pelajaran, nilai keimanan atau nilai keduniaan. Sebenarnya manusia tidak manusiawi karena minim nilai, maka manusia tidak bisa bereksistensi tanpa nilai. Karena Allah swt menciptakan kehidupan ini penuh dengan nilai, nilai kebenaran, nilai ketauhidan. Manusia yang tanpa sadar berbuat apa saja di muka bumi ini adalah berbuat dengan nilai untuk suatu nilai tertentu. 

Sejarahnya mengapa saya menulis di kertas elektronik ini adalah karena ternyata saya itu benar-benar bebel (bodoh). Saya tahu kebodohan saya setelah membaca tulisannya KH. Musthofa Bisri, atau yang biasa dipanggil Gus Mus tentang pembentukan akhlak. Saya benar-benar terperangah, karena ternyata saya baru bisa memahami siapa itu ulama dari tulisan tersebut. Padahal usia saya selama 12 tahun di pesantren selalu terselip di pendengaran saya tentang ulama, bergumul dengan ulama, sampai sering mimpi ulama, tapi rasanya paham saya kali ini setelah membaca pesan Gus Mus begitu berbeda, begitu mendalam, begitu menancap dalam sanubari, subhanallah. Mungkin karena kesederhanaan tulisan dan bahasa beliau, atau kebersahajaan sikap beliau, atau mungkin karena kualitas keihklasan beliaulah yang menjadikan tulisannya begitu mempesona. Saya sampai hamper tidak percaya, bahwa saya baru di usia 25 tahun ini mengerti usiapa itu ulama. 

Persis seperti beberapa hari yang lalu saya membaca ayat Al-Qur’an tentang perbedaan umat, saya juga baru ngeh waktu itu, sebelum-sebelumnya memang paham artinya tapi tidak pada titik ketenangan jiwa. Seakan-akan rasa paham itu ketika masuk terasa begitu sejuk di hati, nah itulah makanya hidayah Allah lewat al-Qur’an yang kita baca secara spontan masuk ke hati adalah lebih mantab terasa dan bertahan lama, daripada yang kita proses lewat pengkajian dan penelitian. Sehingga hidayah yang langsung menancap di hati kita akan lebih dahsyat daripada partikel-partikel keilmuan yang melekat di otak kita.

Maka itulah hidayah, dan hidayah adalah nilai yang sangat luar biasa buat kita. Proses Allah menanamkan hidayah kepada kita adalah proses penanaman nilai kepada sanubari kita, dan menjadi nilai muthlak. Untuk selalu mendapatkan dan mempertahankan nilai-nilai ketuhanan itu maka seyogyanya kita memoles dan membersihkan bandara hati kita untuk tempat berlandasnya hidayah-hidayah tersebut. 

Sehingga kita harus selalu berusaha dengan sekuat upaya, agar saya selalu siap menjadi anak didik Allah swt, agar terus lebih banyak lagi dilekatkan nilai-nilai keilmuan dan ma’rifat akan hakekat kebenaran, untuk kemudian kita juga harus siap mendidik orang-orang di sekitar kita, sebagaimana agama dahulu telah mengasuh kita semua.

By: Rahmat Abdurrosyid, 31 Januari 2013

0 komentar:

 
;