Beberapa tahun yang lalu ketika usiaku masih belasan tahun dan sedang
mengenyam pendidikan di sebuah Pesantren, aku mendapati selebaran yang
berisi peringatan terhadap kaum Muslimin untuk mewaspadai misi Zionis,
diantara yang aku ingat adalah :
1. Pisahkan umat Islam dari ulamanya
2. Pisahkan umat Islam dari Nabinya
3. Pisahkan umat Islam dari kitab sucinya (Al-Quran )
4. Pecah belah dan hancurkan!
Beberapa
tahun setelah aku kembali ke kampung, aku dapati fenomena Salafi
Wahabi. Dan ketika aku mencermati dogma (ajaran) serta cara mereka
“berdakwah” (menyampaikan ajarannya), timbul kecurigaan kuat mereka
adalah kaki tangan Zionis. Kecurigaanku bukan tanpa alasan, berikut mari
bersama kita cermati secara kritis dengan fikiran dan hati yang jernih
tentang beberapa fatwa Salafi Wahabi sekaligus efek yang terjadi dalam
konteks keselarasan fatwa-fatwa tersebut dengan misi Zionis:
Misi 1: Pisahkan umat Islam dari ulamanya
Misi
ini bertujuan agar umat Islam kehilangan central command/komando yang
terpusat dalam segala hal, baik dalam berpolitik, bersosial, beragama,
serta menghilangkan metode yang benar dalam memahami agama. Mereka sadar
bahwa kegagalan mereka selama ini diakibatkan oleh kuatnya semangat dan
persatuan kaum Muslimin dalam melawan mereka. Dan semangat serta
persatuan kaum Muslimin tersebut faktanya berpusat pada para ulama.
Fakta terbaru, adalah betapa dahsyat akibat/efek dari “Resolusi Jihad”
(22-Okt-1945) yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari (NU) juga betapa
dahsyat dampak dari seruan para ulama dalam menumpas PKI.
Fatwa Salafi Wahabi yang disinyalir “mendukung” misi tersebut diantaranya adalah :
1. Sesatnya Mazhab Asya’irah/ Asy’ariah dan Maturidiah
Bukti
paling dekat atas fatwa tersebut adalah buku yang berjudul “Mulia
Dengan Manhaj Salaf” yang ditulis oleh Ust. Yazid Ibn Abdil Qodir. Dalam
buku tersebut pada bab terakhir dengan gamblang Ust. Yazid Jawas
mengelompokkan Asy’ariyah dan Maturidiyah sebagai kelompok sesat dan
menyesatkan. Sebuah buku yang kontradiktif dengan buku yang mereka
ciptakan sebelumnya yang merupakan Tahrif (penyimpangan) dari al Ibanah
yang berjudul “Buku Putih Imam Al Asy’ari” dengan penerjemah Abu Ihasan
Al Atsari, penerbit At Tibyan.
2. Propaganda : Para Ulama adalah Manusia yang Tidak Ma’shum (Tidak terjaga dari salah)
Propaganda
“Para ulama adalah manusia yang tidak ma’shum” adalah “Kalimatu Haqqin
Uriida Biha Al Bathil” (pernyataan yang benar yang disertai misi batil).
Propaganda ini berperan untuk mendorong umat Islam keluar dari
mazhab-mazhab yang mu’tabar (diakui) dan beralih kepada “mazhab” yang
mereka bangun (mazhab yang tidak bermetode dalam memahami Al-Quran dan
Sunnah). Propaganda ini mengesampingkan pesan Allah: “Maka bertanyalah
kalian pada Ahlidz Dzikri jika kalian tidak tahu” (An Nahl : 43 dan Al
Anbiya’ : 7)
Efek lain dari propaganda ini dapat Anda buktikan
dalam sikap Prof. Salim Bajri ketika berdialog dengan Buya Yahya dalam
Tema “Sampainya pahala kebaikan yang dihadiahkan untuk orang-orang yang
telah meninggal”. Dalam dialog tersebut sang Prof enggan menerima
pendapat para ulama dengan alasan mereka tidak ma’shum.
3. Tuduhan “Ta’ashub” (Fanatik) kepada Para Penganut Mazhab
4. Tuduhan “Ghuluw” (Berlebihan) Bahkan Musyrik terhadap Umat Islam yang Menghormati Para Ulama denga Cara Mencium Tangan
5. Haramnya Tawasul dengan Orang-orang Shaleh yang Sudah Meninggal
4. Tuduhan “Ghuluw” (Berlebihan) Bahkan Musyrik terhadap Umat Islam yang Menghormati Para Ulama denga Cara Mencium Tangan
5. Haramnya Tawasul dengan Orang-orang Shaleh yang Sudah Meninggal
Efek lain yang ditimbulkan dari fatwa-fatwa dan propaganda tersebut diantaranya adalah:
a.
Hilangnya atau setidaknya berkurangnya trust/kepercayaan umat Islam
terhadap para ulama khususnya yang bermazhab Asy’ariyah atau Maturidiyah
semacam Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Imam An-Nawawi, Imam Al-Haitami,
Imam Al-Qurthubi, bahkan sebagian besar Pengarang “Al Kutub As Sittah”
serta ratusan ulama yang lain.
b. Membuang semua/sebagian pendapat para ulama Asy’ariyah & Maturidiyah yang tidak sesuai misi mereka.
c.
Bebas men-tahrif (mengubah) karya-karya mereka yang tidak sesuai
keinginan dan bahkan membakarnya, karena dianggap karya orang-orang
sesat.
d. Menggantikan peran/pendapat para ulama sejak abad ke-3
hingga abad ke-19 (Munculnya Muhammad Ibnu Abdil Wahab) dengan para
“ulama” yang mereka ciptakan diabad 19 dst.
e. Cukup banyak ulama yang pemikirannya dijauhkan dari umatnya.
f. Menghilangkan atau setidaknya mengurangi rasa hormat umat Islam terhadap para ulamanya.
g. Menghilangkan atau setidaknya mengurangi kepatuhan umat Islam terhadap para ulamanya.
h. Menghilangkan metode yang benar dalam mamahami Islam. (hal ini penting untuk misi yang lain)
i. Ibarat hutan yang telah ditinggal “Macan”nya, dan yang tersisa hanyalah “Macan” ompong piaraan dengan fatwa-fatwa aneh.
j. dll
Misi 2: Pisahkan Umat Islam dari Nabinya
Misi
ini penting, mengingat ikatan emosional umat Islam dengan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah faktor fital yang mampu membuat
umat Islam rela mengorbankan segalanya.
Adapun fatwa dan tindakan yang disinyalir “Mendukung” misi tersebut adalah:
1. Haramnya Bepergian Menziarahi (Qubbatul Khadra’) Makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Anda
yang pernah menziarahi Makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pasti tahu efek emosional bagi penziarah baik ketika berziarah
maupun sesudahnya. Betapa hati yang normal takkan mampu membendung air
mata ketika berada di pusara mulia beliau. Rasa haru, bahagia, malu,
rindu, bangga, terimakasih, bercampur dalam sebuah hidangan istimewa
berupa “Mahabbah” (rasa cinta) yang tidak dapat diungkapkan dengan kata.
Anehnya
menurut teman-teman yang pernah muqim di Saudi, ada ulama kebanggaan
Wahabi (maaf tidak disebut nama karena orangnya sudah meninggal) yang
bersyukur karena tidak pernah menziarahi makam Nabi selama 25 tahun
tinggal di Madinah, hingga para santri di sana berkata: “Memang Nabi nggak mau ketemu Anda”.
2. Haramnya Pelaksanaan Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Mereka
sadar betul akan efek tumbuhnya rasa cinta kepada Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui pujian dan pembacaan sirah Nabi
yang ada dalam kitab-kitab maulid yang identik lebih mengangkat sisi
Irhash dan Mukjizat Nabi. Fakta telah membuktikan efek Maulid yang
terjadi pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi, bahkan fakta terbaru adalah
betapa dahsyat efek “Shalawat Badar” dalam membakar semangat umat Islam
guna menumpas PKI.
3. Haramnya Tawasul dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah Wafat
Hal
ini jika kita cermati argumentasi mereka kita dapati sebuah fakta:
Menghilangkan atau setidaknya mengurangi pemahaman umat Islam terhadap
Nabinya dalam aspek Nubuwwah dan lebih menonjolkan aspek Basyariyah Nabi
(sisi kemanusiaan). Bukti dari efek tersebut adalah pernyataan ulama
kebanggaan mereka yang menyatakan bahwa tongkatnya lebih berguna
daripada Rasulullah yang sudah wafat.
Dan bukti lain adalah sikap
Prof. Salim Bajri ketika berdialog dengan Buya Yahya dalam Tema
“Sampainya pahala kebaikan yang dihadiahkan untuk orang-orang yang telah
meninggal”. Dalam dialog tersebut sang Prof tidak puas ketika diajukan
hadits shahih dari Imam Al-Bukhari dengan dalih Nabi Muhammad bisa salah
berdasar QS: ‘Abasa.
4. Menghilangkan Situs-Situs Bersejarah yang Berkaitan Dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Para Sahabat
Efek
yang ditimbulkan dari tindakan tersebut adalah: Hilangnya bukti fisik
perjuangan Rasulullah dan para sahabat yang dapat membangkitkan semangat
dan keimanan umat Islam.
Jika dalam penghancuran situs-situs
bersejarah tersebut Salafi/Wahabi beralasan “Syaddudz Dzari’ah”
(mencegah kemungkaran yang mungkin ditimbulkan) yakni sikap “Ghuluw”
(berlebihan), maka faktanya mereka mengalihkan sikap “Ghuluw” tersebut
kepada Syekh Al ‘Utsimin dengan membangun museum Yayasan Al ‘Utsaimin.
Dimana dalam museum tersebut tidak hanya karya sang Syekh yang
dihormati, bahkan pena terakhir sang Syekh-pun ditempatkan di tempat
khusus dalam etalase mahal. aneh.
Misi 3: Pisahkan Umat Islam dari Al-Quran
Kita
semua tahu arti dan peran Kitab Suci bagi semua pemeluk agama, maka
sangat wajar jika misi ketiga ini menjadi misi penting. Adapun fatwa dan
propaganda Salafi/Wahabi yang disinyalir “Mendukung” misi tersebut
diantaranya adalah:
1. Haram Mengikuti Mazhab Tertentu
Silahkan
Anda baca Fatwa Syekh Albani tentang masalah tersebut, dan silahkan
Anda bayangkan ketika kaum awam melepaskan diri dari tuntunan para ulama
dalam memahami Al-Quran.
Bukti akan adanya efek tersebut adalah
propaganda yang didengungkan MTA, yakni : “Ngaji ko’ kitab kuning, Ngaji
ya Al-Quran sak maknanya”. Dan akibatnya fatwa-fatwa mereka ngawur dan
paling ironis dengan enteng mereka mengafirkan sesama saudara Muslim.
2. Jargon Kembali kepada Al-Quran dan Sunnah
Coba
kita cermati akibat yang ditimbulkan dari keberanian orang-orang awam
menginterpretasikan Al-Quran tanpa sarana ilmu yang memadahi. Disamping
pemahaman yang kontradiktif, mereka telah lepas dari nafas Al-Quran itu
sendiri, sehingga begitu mudah mereka mengafirkan sesama umat Islam.
Hal inilah yang diwanti-wanti Rasulullah dalam sabda beliau:
يَدْعُونَ
إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ
كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا
سِيمَاهُمْ قَالَ : التَّحْلِيقُ .
“Mereka mengajak pada kitab
Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari
Al-Quran. Barangsiapa yang memerangi mereka, maka orang yang memerangi
lebih baik di sisi Allah dari mereka”. Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, apa ciri khas mereka?” Rasul menjawab “Bercukur gundul”.
(Sunan Abu Daud : 4765)
سَيَخْرُجُ قَوْمٌ فِي آخِرِ الزَّمَانِ
أَحْدَاثُ الْأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ يَقُولُونَ مِنْ قَوْلِ
خَيْرِ الْبَرِيَّةِ لَا يُجَاوِزُ إِيمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ
مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ فَأَيْنَمَا
لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ
قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Akan keluar di akhir zaman, suatu
kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sebaik-baik manusia (Hadits
Nabi), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan
mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur
dari busurnya, maka jika kalian berjumpa dengan mereka, perangilah
mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di
hari kiamat “.(HR. Bukhari Muslim)
Selanjutnya misi Zionis:
4. Pecah Belah Lalu Hancurkan!!!
Inilah tujuan pokok dari misi-misi penghantar yang kami sebutkan di atas. Sebagaimana di wanti-wantikan Allah dalam Al-Quran :
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Dan orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka” (QS : Al Baqarah:120)
Sedang
tindakan kongkrit dalam mendukung misi ini adalah menciptakan kelompok
yang menyimpang yang mereka lindungi atas nama HAM semisal “AHMADIYAH”
di India, dan disaat bersamaan mereka ciptakan “WAHABI” di Timur Tengah,
sebuah kelompok yang berhasil membuat umat Islam saling menghujat,
saling mengkafirkan, dst.
Lantas adakah korelasinya misi Zionis tersebut dengan fatwa dan atau propaganda diatas? Mari kita cermati bersama:
Apakah
jadinya ketika umat Islam sudah tidak lagi menghormati figur-figur yang
dapat meredam pertikaian dan mempersatukan umat, yakni para ulama? Dan
apa jadinya ketika umat Islam memandang dan memahami Nabinya hanya dari
aspek Basyariyah? Dan apa jadinya ketika umat Islam yang tidak memiliki
sarana ikut-ikutan berijtihad dan mengesampingkan tuntunan para ulama?
Fakta yang sudah di depan mata adalah PERPECAHAN UMAT ISLAM !
Wal ‘Iyaadz Billah…
Mundzir Ahmad
4 komentar:
Ah...anda ini cuma anut grubyuk saja...dan masih setengah mateng...mta itu tidak pernah mengkafirkan sesama muslim...lucu sekali kalo anda menggolongkan mta kedalam wahabi,..tidak ilmiah...sentimen golongan...mta tidak menafsirkan alquran seenaknya, tp mempelajari tafsir alquran yg sudah ada, yg telah disusun oleh ulama salaf...silahkan datang kepengajian, siapa saja boleh ikut terbuka untuk umum
Hanya mitos tuh mta
Penulis diatas perlu diruqyah...
Hubungan ruhani dengan Allah diputus, dgn cara membidah dzikir bersama, tasawuf diharamkan...
Hubungan ruhani dengan Rasulullah diputus, dgn cara membidah maulid, membidah sholawatan...
Saat ini Islam berkembang pesat, tapi qualitas nya turun drastis...
Kumandang takbir kuat, tapi kualitas adab turun jauh...
Posting Komentar