Senin, 07 Februari 2011

Strategi dan Intrik dalam Al-Qur'an

SIASAT MAHMUDAH DAN MADZMUMAH
007, 3 digit angka yang identik dengan kode aksi agen rahasia inteljen Inggris M16 dalam film James Bond, maha karya dari novel Ian Fleming. Film yang sempat diperankan oleh sean connery tersebut memang selalu membuat para penggemar film berdecak kagum karena intrik-intriknya yang tak terduga dan dibumbui dengan alat-alat modern super canggih.

Dalam dunia nyata, agen inteljen yang paling ditakuti adalah agen binaan institute inteljen milik Israel: Mossad, atau mungkin juga Shin Bet. Semua Negara terutama Timur Tengah dibuatnya selalu ketar-ketir dengan gerakan-gerakannya yang seakan sporadis. Kelihaiannya dalam penyamaran, biang konflik dan raja tega membuatnya sangat ditakuti.

Sebenarnya kalau kita menilik kembali sejarah asal-usul bangsa Israel akan mengingatkan kita pada sosok keluarga nabi Yusuf, karena memang mereka adalah keturunan nabi Ya’qub as.
Al-Qur’an sebagai sumber petunjuk umat muslim sedunia dengan jelas telah memaparkan kisah perjalanan nabi Yusuf dengan saudara-saudaranya dalam surat Yusuf. Setelah kita teliti dengan seksama maka kita pun mendapati aneka strategi dan intrik yang begitu kental dalam setiap kejadian di dalamnya. Mulai dari kisah ketika nabi yusuf mendapatkan pertanda berupa mimpi dari Allah swt hingga hijrahnya keluarga Ya’qub (Israel) ke Mesir.
1. Pertama-tama mari kita mengkaji dari surat Yusuf Ayat 12 (Tipu muslihat saudara-saudara Yusuf):

12. biarkanlah Dia pergi bersama Kami besok pagi, agar Dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan Sesungguhnya Kami pasti menjaganya."

Dari ayat ini kita dapat mengetahui bagaimana siasat dan tipu muslihat saudara-saudaranya terhadap ayahnya Ya’qub as, guna memisahkannya dari nabi nabi Yusuf as. Siasat mereka adalah dengan berusaha mengajak nabi Yusuf ke hutan guna bermain bersama untuk kemudian dibuang ke sebuah sumur tua.
Kemudian diteruskan Ayat 16-18:

16. kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis.
17. mereka berkata: "Wahai ayah Kami, Sesungguhnya Kami pergi berlomba-lomba dan Kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang Kami, lalu Dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada Kami, Sekalipun Kami adalah orang-orang yang benar."
18. mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; Maka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku). dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan."

Nabi Ya’qub hanya bisa pasrah dengan cerita bohong tersebut, walaupun sangat mungkin sekali jikalau nabi Ya’qub mengetahui bahwa itu hanyalah cerita bohong, karena jelas sekali bahwa nabi Ya’qub sebelumnya telah mendapat cerita dari putranya Yusuf tentang hal ihwal mimpi yang dilihatnya, yang dapat kita dapatkan dalam surat yusuf ayat 4-5:

4. (ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku[742], Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."
5. Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."

Dalam ayat tersebut dengan jelas bahwa sebelas bintang, matahari dan bulan semuanya sujud kepada nabi Yusuf as, yang tidak lain adalah symbol dari sebelas saudara kandungnya, bapak beserta ibunya. Tentunya sebagai kapasitas Ya’qub sebagai nabi dengan mudah mengerti arti mimpi tersebut, bahwasannya suatu saat semua keluarganya akan tunduk hormat atas anugrah Allah yang diberikan ke Yusuf. Bagaimana mimpi itu dapat terwujud seandainya nabi Yusuf meninggal terlebih dahulu?. Bapaknya meyakini bahwa dia masih hidup. Bukti dalil al-Qur’an dapat kita saksikan di ayat 83:


83. Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana".
2. Berikutnya adalah ayat 26-27:

26. Yusuf berkata: "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)", dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: "Jika baju gamisnya koyak di muka, Maka wanita itu benar dan Yusuf Termasuk orang-orang yang dusta.
27. dan jika baju gamisnya koyak di belakang, Maka wanita Itulah yang dusta, dan Yusuf Termasuk orang-orang yang benar."

Ayat ini bercerita tentang terlenanya siti Zulaikha dengan ketampanan nabi Yusuf hingga berniat untuk mengajaknya berzina. Beberapa tafsir menerangkan bahwa saksi itu adalah seorang bayi yang dengan izin Allah mampu berbicara, namun ada banyak tafsir yang mengartikan itu memang orang dewasa. Sebenarnya cukup jelas bahwa kesaksian tersebut tidak harus datang dari mukjizat Allah lewat perantara balita, karena kesaksian itu menunjukkan keahlian seseorang dalam menghakimi suatu permasalahan dengan ide yang cukup jeli dan cerdas. Dengan solusi tersebut kebenaran akan dapat terkuak tanpa mukjizat Tuhan.
3. Strategi ala Siti Zulaikha Karena kabar tentang kejadian tersebut menyerebak ke seluruh Mesir, maka siti Zulaikha pun membuat sebuah rencana jitu agar wanita-wanita mesir yang menghujatnya memahami akan kondisinya ketika itu. Surat Yusuf 31:

31. Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian Dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah Malaikat yang mulia."

4. Nabi Yusuf dan Strateginya. Kisah selanjutnya adalah menunjukkan keahlian nabi Yusuf dalam membuat siasat kepada saudara-saudaranya ketika tiba di Mesir, yang tidak lain agar keluarganya dapat bertransmirgasi ke Mesir. Ayat 59:

59. dan tatkala Yusuf menyiapkan untuk mereka bahan makanannya, ia berkata: "Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu (Bunyamin), tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah Sebaik-baik Penerima tamu?
Ayat 62:

62. Yusuf berkata kepada bujang-bujangnya: "Masukkanlah barang-barang (penukar kepunyaan mereka) ke dalam karung-karung mereka, supaya mereka mengetahuinya apabila mereka telah kembali kepada keluarganya, Mudah-mudahan mereka kembali lagi".

70. Maka tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan makanan mereka, Yusuf memasukkan piala (tempat minum) ke dalam karung saudaranya. kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: "Hai kafilah, Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri".

Strategi pertama adalah dengan mengembalikan semua barang-barang saudaranya kepada mereka, yang mereka gunakan untuk barter dengan bahan makanan, agar ayahnya membalas kembali kebaikannya. Berikutnya ketika mereka datang untuk yang kesekian kalinya ke Mesir, nabi Yusuf memasukkan sesuatu yang berharga milik raja ke karung makanan adik kandungnya Benyamin, adik kesayangannya. Strategi tersebut adalah untuk menahan agar adiknya tidak dapat meninggalkan Mesir untuk kemudian nabi Ya’qub berhijrah ke Mesir. Dengan kata lain adiknya ditahan dengan tuduhan mencuri.

5. Nabi Ya’qub juga agen 007 Yang lebih menarik adalah ternyata nabi Ya’qub telah mengetahui strategi Yusuf ketika nabi Yusuf mengembalikan semua barang-barang barter. Nabi Ya’qub dengan cermat mengetahui bahwa bendahara Mesir tersebut adalah Yusuf, sehingga untuk keberangkatan putra-putranya yang kesekian kalinya, nabi Ya’qub memerintahkan agar mereka tidak masuk dari satu pintu akan tetapi dari banyak pintu. Siasat ini agar Benyamin adiknya yang diajak ke Mesir sebagai sarat untuk mengambil makanan dari Mesir sesuai dengan keinginan Yusuf, dapat ditemui secara langsung oleh nabi Yusuf as secara pribadi. Untuk kemudian nabi Yusuf mengenalkan dirinya kepada Benyamin akan dirinya dan tentang strategi yang akan ia lakukan terhadap adiknya yaitu dengan menuduhnya sebagai pencuri dengan meletakkan barang berharga di karungnya. Rentetan ayat yang menerangkan perjalanan ini terdapat dalam ayat 67-70:

67. dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; Namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri".
68. dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, Maka (cara yang mereka lakukan itu) Tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya. dan Sesungguhnya Dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
69. dan tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf. Yusuf membawa saudaranya (Bunyamin) ke tempatnya, Yusuf berkata : "Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, Maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah mereka kerjakan".


Dalam ayat tersebut Allah swt memberitahukan bahwa nabi Ya’qub dianugrahi sebuah ilmu, yang memang dengan ilmu itu menunjukkan langkah apa yang harus dilakukan oleh nabi Ya’qub dalam menyelesaikan sebuah masalah.

Beberapa pelajaran yang bisa kita petik adalah bahwasannya kemisteriusan, strategi, kode, penyamaran, kecerdikan, dan didukung naluri jitu merupakan sebuah paket tertentu dalam dunia mata-mata, agen, dan satu lagi hamba Tuhan. Dalam sebuah pepatah kita tahu, man arofa nafsahu arofa robbahu, pepatah ini mengajari kita bagaimana kita berpikir mendalam, tentang diri kita untuk mengenali Tuhan, bukan hanya merenungi dari segi eksistensi fisik dan kaitannya dengan alam, akan tetapi psikologi kemanusiaan yang sangat dalam, dan itu akan kita dapatkan ketika kita sangat jujur terhadap hati dan diri kita sendiri. Lebih multiple makna, kata emas itu mengajak kita untuk menjelajah ke atmosfir keheningan alam pikiran kita dalam menyelami aneka ragam kehidupan, terlebih kehidupan yang sekarang, penuh dengan konflik, intrik, dan macam-macam lainnya dari sebuah bungkus kamuflase kehidupan. Membuat gaya Islam lebih variatif menanggapi cara-cara musuh yang ekstrimis, melankolis. Sehingga kita akan mampu terbang dalam kesunyian alam, namun tetap mampu berdialog aktif dengan keruwetan kehidupan, menjangkau aneka makna kehidupan. Itulah arti tafakkur dalam dimensi teologis praktis dan fenomenologis empiris, strategi mahmudah.

Pelajaran berikutnya adalah walau bagaimanapun Allah swt adalah Maha Sutradara atas semua kejadian yang ada di muka bumi ini. Saudara-saudara yusuf dengan segala upayanya hendak menghilangkan nabi Yusuf dari pandangan nabi Ya’qub. Pertama-tama mereka merencanakan untuk membunuhnya, namun Allah swt dengan Kehendak-Nya memalingkan mereka dengan ide yang lain dari salah seorang mereka untuk tidak dibunuh melainkan cukup dengan dibuang ke sebuah sumur tua. Padahal dengan itu start rencana Tuhan untuk sketsa drama kehidupan yang sebenarnya telah dimulai. Sehingga seorang musafir dari Mesir menghantarkan Yusuf ke alur cerita Tuhan untuk menjadi bendahara Mesir kelak. Surat Yusuf: 20-22:

20. dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, Yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf[747].
21. dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya[748]: "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh Jadi Dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut Dia sebagai anak." dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.
22. dan tatkala Dia cukup dewasa[749] Kami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

[747] Hati mereka tidak tertarik kepada Yusuf karena Dia anak temuan dalam perjalanan. Jadi mereka kuatir kalau-kalau pemiliknya datang mengambilnya. oleh karena itu mereka tergesa-gesa menjualnya Sekalipun dangan harga yang murah.
[748] Orang Mesir yang membeli Yusuf a.s. itu seorang raja Mesir bernama Qithfir dan nama isterinya Zulaikha.
[749] Nabi Yusuf mencapai umur antara 30 - 40 tahun.

Dengan terusirnya Yusuf dari keluarganya merupakan sebuah rencana besar Allah swt untuk memberikannya banyak anugrah dari sisi-Nya, karena dia memang hamba Allah yang istimewa. Maka Yusuf selalu berjalan di atas bimbingan dan sketsa alur drama keTuhanan, wallahu gholibun ala amrihi. Ayat ini benar-benar mempertegas bahwa Allah lebih berkuasa atas segala kehendak-Nya. Sebagaimana yang terjadi ketika Allah swt menyelamatkan Yusuf dari rayuan Siti Zulaikha:

23. dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.
24. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya[750]. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

[750] Ayat ini tidaklah menunjukkan bahwa Nabi Yusuf a.s. punya keinginan yang buruk terhadap wanita itu (Zulaikha), akan tetapi godaan itu demikian besanya sehingga andaikata Dia tidak dikuatkan dengan keimanan kepada Allah s.w.t tentu Dia jatuh ke dalam kemaksiatan.

Kata Muhlasin memang berbeda dengan Muhlisin, Muhlasin memiliki makna bahwa nabi Yusuf menjadi salah satu hamba-Nya yang mukhlis karena memang Allah menjadikannya demikian. Subhanallah, Maha Kuasa Allah atas segala sesuatu……!!!. Wahai saudaraku seiman dan seperjuangan, marilah kita bersama membenahi kembali niat tulus pengabdian kita kehadirat Sang Pencipta, sehingga Allah selalu membimbing dan mengarahkan hati kita kepada yang benar, dan sesungguhnya Allah Maha Bijaksana (Yusuf 55-56):

56. dan Demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
57. dan Sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.

0 komentar:

 
;