Minggu, 03 November 2013 0 komentar

Spirit Sumpah Pemuda Spirit Hijrah

Sejarah bulan Hijriah
Sejarah mencatat, bahwa Sayidina Umar bin Al-Khattab adalah sosok yang pertama kali menetapkan hijrah nabi sebagai event terpenting dalam penaggalan Islam. Hal ini terjadi pada tahun ke-17 sejak Hijrahnya Rasulullah Saw dari Makkah ke Madinah. Dan itu ketika Umar menjabat sebagai Khalifah yang kedua.    
Sebagaimana biasanya, Singa Padang Pasir ini selalu memusyawarahkan setiap problematika umat kepada para sahabatnya. Ada yang menginginkan, tapak tilas sistem penanggalan Islam berpijak pada tahun kelahiran Rasulullah. Ada juga yang mengusulkan, awal diutusnya Muhammad Saw sebagai Rasul yang merupakan waktu paling tepat dalam standar kalenderisasi. Bahkan, ada pula yang melontarkan ide akan tahun wafatnya Rasulullah Saw, sebagai batas awal perhitungan tarikh dalam Islam. Walaupun demikian, akhirnya sayidina Umar r.a. lebih condong kepada pendapat sayidina Ali karamallâhu wajhah yang memilih peristiwa hijrah sebagai tonggak terpenting daripada event-event lainnya dalam sejarah Islam. Beliau berpendapat: “Kita membuat penaggalan berdasar pada Hijrah Rasulullah Saw, adalah lebih karena hijrah tersebut merupakan pembeda antara yang hak dengan yang batil”. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 1 Muharam, bertepatan dengan 16 Juli 622 M, hari Jumat.

Muharrom dan Puasa Asyuro                                                                    
Muharram adalah bulan di mana umat Islam mengawali tahun kalender Hijriah berdasarkan peredaran bulan yang disebut Qomariah bukan menggunakan ukuran peredaran matahari dan jika menggunakan hitungan peredaran matahari di sebut tahun Syamsiyah, Miladiah dan Masehi.                                                   
Muharram adalah bulan Pengampunan Dosa. Kata Muharram artinya “dilarang”. Sebelum datangnya dakwatul Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal yang agung seperti peperangan dan pertumpahan darah. Bulan Muharram banyak memiliki keistimewaan. Khususnya pada tanggal 10 Muharram. Beberapa kemuliaan tanggal 10 Muharram antara lain Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa setahun sebelumnya dan setahun ke depan. (HR. Tarmidzi)
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram . Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (At-Taubah 36)   
              
Jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, tersebut dalam Kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara kedua belas bulan itu ada empat bulan yang disucikan. Keempat bulan itu adalah, Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab. Selain keempat bulan khusus itu, masih ada bulan Ramadhan yang memiliki predikat sebagai bulan paling suci dalam satu tahun. Keempat bulan tersebut secara khusus disebut bulan-bulan yang disucikan karena ada alasan-alasan khusus pula, bahkan para musyrikin mengakui keempat bulan tersebut disucikan.

Keutamaan Bulan Muharram Nabi Muhammad SAW. bersabda, "Ibadah puasa yang paling baik setelah puasa Ramadan adalah berpuasa di bulan Muharram." Meski puasa di bulan Muharram bukan puasa wajib, tapi mereka yang berpuasa pada bulan Muharram akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Khususnya pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan hari “Asyura”,  
Sejumlah hadist mengisyaratkan bahwa puasa di hari “Asyura” hukumnya sunnah. Juga ada beberapa hadits menyarankan dan di ambil istimbat oleh Mujtahid Muthlaq agar puasa hari “Asyura” diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari “Asyura”. Alasannya, seperti diungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW., orang Yahudi hanya berpuasa pada hari “Asyura” saja dan Rasulullah ingin membedakan puasa umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Oleh sebab itu ia menyarankan umat Islam berpuasa pada hari “Asyura” ditambah puasa satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya (tanggal 9 dan 10 Muharram atau tanggal 10 dan 11 Muharram).

Makna Hijrah dan Spirit Sumpah Pemuda                                  
Sesungguhnya momentum pergantian tahun baru Islam sudah sepantasnya memberikan makna semangat baru untuk berbuat amal kebajikan, untuk  bekal menghadap sang Ilahi.  

Waktu bukan sekadar kumpulan angka-angka yang tertera pada jarum jam atau di kalender. Tetapi waktu adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan kepada  Allah SWT, Sang Pemilik Zaman.     

Memaknai pergantian tahun itu sebagai momentum perubahan budaya secara individual keluarga dan masyarakat yang selama tahun sebelumnya mungkin masih ada kekurangan atau kealpaan, diarah lebih baik di masa mendatang. Perubahan ini bisa terjadi apabila setiap jiwa umat Islam mampu ‘menghijrahkan’ seluruh kekuatannya (pemikiran dan tindakannya) bagi kemajuan dalam kehidupan secara pribadi.

Berhijrah, berarti berpindah secara moral, mental, dan perilaku dari perbuatan buruk yang merusak tatanan kehidupan sosial pada perilaku yang baik. Hijrah harus dilakukan secara masif dan bersama-sama oleh seluruh komponen masyarakat dan bangsa.

Masih terasa aura kebangkitan para pemuda pada hari sumpah pemuda beberapa hari yang lalu, hingga kemudian semangat itu bertambah kuat dengan datangnya tahun baru Hijriyyah beberapa hari lagi. Sebuah event yang luar biasa untuk kita sebagai pemuda mampu dengan baik memahami makna sumpah pemuda dan spirit hijrah. Pemuda menjadi tolak ukur yang cukup sentral dalam perubahan, perubahan yang dinantikan bangsa dan negara. Perubahan pemuda Islami harusnya diawali dengan kekuatan iman dan taqwa serta diaplikasikan lewat perbuatan yang nyata dalam masyarakat. Itulah awal hijrah untuk menjadi pemuda yang sejati.

Budaya barat adalah musuh utama pemuda saat ini hingga melupakan budaya yang Islami. Budaya begitu berpengaruh bagi pembentukan karakter pemuda yang melebur dalam lingkungan. Diantara budaya yang sangat mewabah adalah pacaran, terbuai dengan pornografi/pornoaksi serta budaya malas. Semua pengaruh budaya negatif tersebut dapat ditangkal lewat kesadaran yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai agama, dan tahun baru Islam kali ini menjadi start penting dalam perubahan. Semoga kita semua dapat menjadi teladan yang baik bagi pemuda Indonesia. Itulah Hijrah yang sesungguhnya. Semangat Sumpah Pemuda semangat Hijrah.


Sumber: Repubilka.or.id dan Karangan Pribadi
 
;