Sejarah
bulan Hijriah
Sejarah mencatat, bahwa Sayidina
Umar bin Al-Khattab adalah sosok yang pertama kali menetapkan hijrah nabi
sebagai event terpenting dalam penaggalan Islam. Hal ini terjadi pada tahun
ke-17 sejak Hijrahnya Rasulullah Saw dari Makkah ke Madinah. Dan itu ketika
Umar menjabat sebagai Khalifah yang kedua.
Sebagaimana biasanya, Singa Padang
Pasir ini selalu memusyawarahkan setiap problematika umat kepada para
sahabatnya. Ada yang menginginkan, tapak tilas sistem penanggalan Islam berpijak
pada tahun kelahiran Rasulullah. Ada juga yang mengusulkan, awal diutusnya
Muhammad Saw sebagai Rasul yang merupakan waktu paling tepat dalam standar
kalenderisasi. Bahkan, ada pula yang melontarkan ide
akan tahun wafatnya Rasulullah Saw, sebagai batas awal perhitungan tarikh dalam
Islam. Walaupun demikian, akhirnya sayidina Umar r.a. lebih condong kepada
pendapat sayidina Ali karamallâhu wajhah yang memilih peristiwa hijrah sebagai
tonggak terpenting daripada event-event lainnya dalam sejarah Islam. Beliau
berpendapat: “Kita membuat penaggalan berdasar pada Hijrah Rasulullah Saw,
adalah lebih karena hijrah tersebut merupakan pembeda antara yang hak dengan
yang batil”. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 1 Muharam, bertepatan
dengan 16 Juli 622 M, hari Jumat.
Muharrom dan Puasa Asyuro
Muharram adalah bulan di mana umat Islam mengawali
tahun kalender Hijriah berdasarkan peredaran bulan yang disebut Qomariah bukan
menggunakan ukuran peredaran matahari dan jika menggunakan hitungan peredaran
matahari di sebut tahun Syamsiyah, Miladiah dan Masehi.
Muharram
adalah bulan Pengampunan Dosa. Kata Muharram artinya “dilarang”. Sebelum datangnya dakwatul Islam, bulan Muharram sudah
dikenal sebagai bulan suci dan pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal
yang agung seperti peperangan dan pertumpahan darah. Bulan Muharram banyak
memiliki keistimewaan. Khususnya pada tanggal 10 Muharram. Beberapa kemuliaan
tanggal 10 Muharram antara lain Allah SWT
akan mengampuni dosa-dosa setahun sebelumnya dan setahun ke depan. (HR. Tarmidzi)
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah
ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit
dan bumi, di antaranya empat bulan haram . Itulah (ketetapan) agama yang lurus,
maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan
perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu
semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (At-Taubah 36)
Jumlah
bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, tersebut dalam Kitab Allah pada
hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara kedua belas bulan itu ada empat
bulan yang disucikan. Keempat bulan itu adalah, Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram
dan Rajab. Selain keempat bulan khusus itu, masih ada bulan Ramadhan yang
memiliki predikat sebagai bulan paling suci dalam satu tahun. Keempat bulan
tersebut secara khusus disebut bulan-bulan yang disucikan karena ada
alasan-alasan khusus pula, bahkan para musyrikin mengakui keempat bulan
tersebut disucikan.
Keutamaan
Bulan Muharram Nabi Muhammad SAW. bersabda, "Ibadah
puasa yang paling baik setelah puasa Ramadan adalah berpuasa di bulan
Muharram." Meski puasa di bulan Muharram bukan puasa wajib, tapi
mereka yang berpuasa pada bulan Muharram akan mendapatkan pahala yang besar
dari Allah SWT. Khususnya pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan hari “Asyura”,
Sejumlah
hadist mengisyaratkan bahwa puasa di hari “Asyura”
hukumnya sunnah. Juga ada beberapa hadits menyarankan dan di ambil istimbat
oleh Mujtahid Muthlaq agar puasa hari “Asyura”
diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari “Asyura”. Alasannya, seperti diungkapkan
oleh Nabi Muhammad SAW., orang Yahudi
hanya berpuasa pada hari “Asyura” saja dan Rasulullah ingin membedakan puasa
umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Oleh sebab itu ia menyarankan umat Islam
berpuasa pada hari “Asyura” ditambah puasa satu hari sebelumnya atau satu hari
sesudahnya (tanggal 9 dan 10 Muharram atau tanggal 10 dan 11 Muharram).
Makna Hijrah dan
Spirit Sumpah Pemuda
Sesungguhnya momentum pergantian tahun baru
Islam sudah sepantasnya memberikan makna semangat baru untuk berbuat amal
kebajikan, untuk bekal menghadap sang Ilahi.
Waktu bukan sekadar kumpulan angka-angka yang
tertera pada jarum jam atau di kalender. Tetapi waktu adalah sesuatu yang harus
dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT, Sang Pemilik Zaman.
Memaknai pergantian tahun itu sebagai momentum
perubahan budaya secara individual keluarga dan masyarakat yang selama tahun
sebelumnya mungkin masih ada kekurangan atau kealpaan, diarah lebih baik di
masa mendatang. Perubahan ini bisa terjadi apabila setiap jiwa umat Islam mampu
‘menghijrahkan’ seluruh kekuatannya (pemikiran dan tindakannya) bagi kemajuan
dalam kehidupan secara pribadi.
Berhijrah,
berarti berpindah secara moral, mental, dan perilaku dari perbuatan buruk yang
merusak tatanan kehidupan sosial pada perilaku yang baik. Hijrah harus
dilakukan secara masif dan bersama-sama oleh seluruh komponen masyarakat dan
bangsa.
Masih
terasa aura kebangkitan para pemuda pada hari sumpah pemuda beberapa hari yang
lalu, hingga kemudian semangat itu bertambah kuat dengan datangnya tahun baru
Hijriyyah beberapa hari lagi. Sebuah event yang luar biasa untuk kita sebagai
pemuda mampu dengan baik memahami makna sumpah pemuda dan spirit hijrah. Pemuda
menjadi tolak ukur yang cukup sentral dalam perubahan, perubahan yang
dinantikan bangsa dan negara. Perubahan pemuda Islami harusnya diawali dengan
kekuatan iman dan taqwa serta diaplikasikan lewat perbuatan yang nyata dalam
masyarakat. Itulah awal hijrah untuk menjadi pemuda yang sejati.
Budaya
barat adalah musuh utama pemuda saat ini hingga melupakan budaya yang Islami.
Budaya begitu berpengaruh bagi pembentukan karakter pemuda yang melebur dalam
lingkungan. Diantara budaya yang sangat mewabah adalah pacaran, terbuai dengan
pornografi/pornoaksi serta budaya malas. Semua pengaruh budaya negatif tersebut
dapat ditangkal lewat kesadaran yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai agama,
dan tahun baru Islam kali ini menjadi start penting dalam perubahan. Semoga
kita semua dapat menjadi teladan yang baik bagi pemuda Indonesia. Itulah Hijrah
yang sesungguhnya. Semangat Sumpah Pemuda semangat Hijrah.
Sumber: Repubilka.or.id dan Karangan
Pribadi